Sejalan dengan pertumbuhan bisnis online (e-commerce), dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bisnis jasa logistik berkembang dengan pesat. Sejatinya, pelayanan logistik dalam e-commerce merupakan proses mengontrol dan mengatur arus barang dari pihak penjual hingga sampai ke tangan konsumen. Manajemen supply chain dan logistik besar pengaruhnya untuk menentukan apakah perusahaan mampu menyediakan jasa pemenuhan order kepada konsumen dan seberapa efisien ongkos proses distribusi dari awal hingga akhir.
Indonesia sendiri memiliki potensi peluang yang besar di dalam bisnis logistik khususnya kawasan ASEAN. Akan tetapi perlu diingat juga masih banyak hambatan dan tantangan untuk pelaku bisnis logistik terutama di sektor infrastruktur.
Kinerja logistik suatu negara diukur Bank Dunia melalui 6 elemen:
- Efisiensi dan pengelolaan perbatasan (Customs)
- Kualitas perdagangan dan infrastruktur (Infrastructure)
- Kemudahan mengatur pengiriman dengan harga yang kompetitif (Ease of arranging shipments)
- Kompetensi dan kualitas layanan logistik (Quality of logistics services)
- Kemampuan untuk melacak dan menelusuri kiriman (Tracking and tracing)
- Frekuensi pengiriman yang tepat waktu (Timeliness)
Baca Juga : Tingginya Biaya Logistik Pengaruhi Pertumbuhan E-Commerce
Kondisi Infrastruktur
Karakteristik negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan, mengharuskan solusi transportasi yang menghubungkan antarpulau dengan kapasitas besar dan biaya transportasi yang relatif murah.
Masih banyak orang yang beranggapan jika bisnis online (e-commerce) hanya bisa dirasakan oleh masyarakat pulau Jawa saja, sementara yang di luar pulau Jawa hanya bisa ‘menonton’. Sebelumnya sudah dibahas jika salah satu faktor yang menentukan kinerja logistik suatu negara adalah infrastruktur. Logika sederhananya adalah, apabila infrastruktur suatu negara terbilang masih buruk pasti ongkos logistik yang dikeluarkan akan menjadi lebih besar. Untuk itulah peran infrastruktur yang baik akan memberikan dampak ongkos logistik yang lebih murah.
Dalam kegiatannya logistik membutuhkan beberapa infrastruktur yang baik seperti:
- jalur udara: bandara
- jalur darat: jalan raya dan kereta api
- jalur laut: pelabuhan
- teknologi dan komunikasi
Saat ini bila melihat infrastruktur jalan raya rasanya masih terlihat sangat buruk. Misalnya seperti jalan utama pantura di Jawa, sangat bergantung pada jalan raya tol Merak-Tangerang-Jakarta-Cikampek, yang merupakan jalan satu-satunya penghubung transportasi logistik Sumatera-Jawa. Belum lagi dengan faktor kemacetan yang menjadi momok menakutkan.
Salah satu solusi untuk mengurangi beban jalan utama pantura Jawa adalah dengan menggunakan kereta api. Tetapi, transportasi logistik kereta api saat ini belum mampu memberikan solusi fleksibilitas dan ketersediaan kapasitas yang besar dalam handling barang serta keterbatasan infrastruktur di stasiun yang sesuai dengan kebutuhan logistik. Sementara itu, saat ini kualitas infrastruktur di jalur laut dan udara dinilai sudah cukup positif.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan proyek pembangunan infratruktur seperti tol trans Jawa, tol trans Sumatera, jaringan rel kereta di Sumatera dan Sulauwesi, tol laut, dan pelabuhan-pelabuhan baru. Apabila pembangunan infrastruktur ini diseriusi pemerintah, maka potensi Indonesia menjadi pelaku utama ekonomi bisa menjadi kenyataan.
Para ahli ekonomi dunia saat ini meyakini jika Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi salah satu pusat kekuatan ekonomi dunia. Hal ini tak terlepas dari faktor geografis (berada diantara dua kekuatan ekonomi, India dan China) serta laju peningkatan e-commerce yang sangat cepat.
Baca Juga : Empat Hal yang Perlu Anda Ketahui dari Logistik E-Commerce