Indonesia sebagai negara yang memiliki 17.500 pulau saat ini mau tidak mau harus mengakui booming industri e-commerce yang diikuti pertumbuhan pelanggan yang sangat signifikan, mempengaruhi ketahanan operasional logistic e-commerce. Ketahanan ini menyangkut infrastruktur yang masih sangat minim terutama untuk daerah pinggiran.
Untuk mengirimkan paket dari Jakarta ke Tanjung Selor di Kalimantan Utara misalnya, yang berbatasan langsung dengan perbatasan Malaysia, sebuah servis kurir nasional perlu terlebih dahulu mengirimkan paket tersebut dengan pesawat ke bandara terdekat di Tarakan. Sebuah speed boat kemudian akan mengambil paket di titik yang sudah ditentukan lalu langsung meluncur dengan memakan waktu setengah jam perjalanan ke Tanjung Selor. Ini bahkan lebih sulit ketika ada paket yang harus diantar ke masyarakat Baduy [di Kabupaten Lebak, Banten] yang hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
Adalah budaya Baduy, terutama Baduy Dalam yang mengharuskan setiap masyarakatnya untuk mengisolasi diri dengan melarang penggunaan elektronik, transportasi umum dan bahkan alas kaki di kehidupan sehari-hari karena budaya hidup mereka yang ingin lebih dekat dengan alam.
Keadaan inilah yang menjadi tantangan untuk Indonesia apalagi mengingat pemerintah berencana untuk mengubah Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020, dengan nilai transaksi ditargetkan dari US $ 130 miliar.
Sebuah studi dari perusahaan konsultan manajemen McKinsey juga menunjukkan bahwa penjualan online bisa membuat 7-8 persen dari total pasar ritel di negara itu pada tahun 2020 dari sekitar 1 persen saat ini.
Untuk membantu memenuhi target, pemerintah telah menginstruksikan layanan pos BUMN PT Pos Indonesia, yang didirikan pada bulan Agustus 1746, untuk mengubah dirinya menjadi tulang punggung logistik dari e-commerce Indonesia dari peran saat ini sebagai perusahaan yang sangat berfokus pada pengiriman email.
Saat ini, Pos Indonesia melayani sekitar 600.000 pengiriman setiap hari dan mengharapkan akan meningkat menjadi 5.000.000 pada tahun 2020. Pos Indonesia berencana melakukan investasi besar, terutama pada pusat-pusat pengolahan dan kapasitas penyimpanan. Kapasitas penyimpanan sekarang sekitar 40.000 meter persegi (m²) dan rencananya ingin memperluas menjadi 500.000 meter persegi dalam tiga sampai empat tahun ke depan.
Ecommerce Fulfillment
Sebagai salah satu pemain lokal di e-commerce fulfillment, 8Commerce juga menargetkan dalam lima tahun ke depan dapat menjadi 3 besar se-asia tenggara, dengan memajukan operasional dan logistic ecommerce Indonesia dan negara-negara ASEAN. Sebagai salah satu anak perusahaan dari Linc Group, dan bagian dari Lautan Luas TBK, 8Commerce di tahun pertama-nya yakni 2016 telah berhasil mengelola beberapa brand ternama untuk masuk ke pasar e-commerce di Indonesia.
How to Use Social Media to Boost E-Commerce Conversions
Indonesia has around 170 million active social media users, the largest after China and India. This makes social media among the leading avenues for you to market and advertises your products and services. With such a big user base, you will be able to reach many...