Kunci Strategis Menjaga Stok Untuk Toko Online Pemula

Jul 18, 2017 | Insight

tgl 16

Dalam bisnis retail, maupun itu offline online pun pasti mempunyai konsep yang sama dalam mengelola “persediaan”. Kesuksesan dari bisnis retail Anda sangat ditentukan dari bagaimana Anda dapat mengelola persediaan dengan baik. Hal tersebut melibatkan beberapa kunci strategi seperti logistik, marketing dan merchandising. Sebelum memulai mengelola persediaan, sangat penting untuk menstrategikan bagaimana Anda mendapatkan sumber persediaan yang cukup. Dalam bisnis retail, setidaknya terdapat 3 opsi umum untuk mendapatkan persediaan untuk menjaga stok Anda:

A.   Dropship

Dropshipping merupakan sebuah retail metode fulfillment yang dimana store tidak menyimpan produk yang dijualnya dalam persediaan. Lebih jelasnya, ketika store menjual produk, produk tersebut dibeli dari pihak ketiga dan dikirimkan secara langsung kepada pelanggan. Maka dari itu, penjual tidak pernah melihat atau menangani produk secara langsung.

Perbedaan terbesar antara dropshipping dengan model retail standar lainnya adalah penjualan yang dilakukan oleh penjual tanpa melakukan persediaan atau inventori sendiri. Sebagai gantinya, penjual membeli inventori yang dibutuhkan pihak ketiga (biasanya adalah wholesaler atau manufaktur, untuk memenuhi pesanan).

Baca Juga : Strategi Pengiriman Barang yang Efektif dalam Proses Fulfillment

Keuntungan:

  1. Pilihan produk bervariasi. Karena Anda tidak harus melakukan pembelian awal terhadap barang-barang yang Anda jual, maka Anda dapat menawarkan jajaran produk terhadap pelanggan-pelanggan yang potensial membeli produk Anda. Jika suppliers memiliki persediaan barang tersebut, maka Anda dapat mendaftar barang yang akan dijual tersebut ke dalam website Anda tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
  2. Modal yang dibutuhkan kecil. Keuntungan terbesar dari dropshipping adalah memungkinkan Anda untuk meluncurkan sebuah toko online tanpa harus berinvestasi ribuan dollar untuk inventori di awal. Dengan model dropshipping, Anda tidak perlu melakukan pembelian produk kecuali Anda telah melakukan penjualan dan telah dibayar oleh pelanggan.
  3. Mempermudah pekerjaan. Dengan memanfaatkan dropshipping suppliers, sebagian besar pekerjaan dalam memproses pesanan-pesanan akan ditangani oleh supplier, yang memungkinkan Anda untuk melakukan expand dengan sedikit kerja keras.

Fulfillment Stock

B.   Wholesale

Ini berarti Anda melakukan pesanan pembelian dengan supplier Anda. Anda membayar penuh di awal dan persediaan produk yang Anda pesan akan berada di gudang milik sendiri. Dalam Sportdeca, beberapa brands perlu memesan pembelian di 6 bulan sebelumnya. Sehingga Anda memerlukan analisis yang baik dan bagaimana suatu proyeksi penjualan akan terlihat dalam waktu 6 bulan ke depan.

Keuntungan dalam pembelian secara wholesale:

  1. Hubungan yang lebih baik dengan para supplier.  Sebagai supplier, mereka akan lebih memilih opsi ini, karena mereka akan memprioritaskan pembeli yang membeli secara wholesale. Anda akan mendapatkan produk-produk baru secara langsung dan beberapa supplier akan tertarik melakukan pemasaran bersama untuk membantu Anda meningkatkan penjualan.
  2. Margin yang lebih. Supplier akan memberikan margin yang lebih tinggi ketika Anda membeli secara wholesale.
  3. Mengamankan persediaan. Pembelian secara wholesale berarti Anda mempunyai kenyamanan dalam mengamankan persediaan anda, khususnya barang-barang yang cepat berpindah.

C.  Consignment

Consignment atau konsinyasi berarti suppliers Anda menempatkan produk-produk mereka di dalam gudang milik Anda, tetapi masih memiliki kepemilikan barang-barang tersebut hingga terjual. Jika bisnis retail Anda memiliki gudang tetapi Anda tidak ingin mengeluarkan banyak uang atau biaya untuk pemesanan secara wholesale, maka opsi consignment sangat ideal untuk Anda.

Keuntungan:

  1. Mengisi kembali persediaan saat penjualan. Hal tersebut menghindari jeda waktu antara penjualan barang dengan kedatangan pesanan baru. Hal terpenting dari supplier dan retailer untuk menjaga persediaan untuk tetap tersedia, sehingga inventori dapat tergantikan dengan langsung untuk dijual secepatnya. Jeda waktu antara barang yang sedang dijual dengan barang-barang baru yang telah datang sangat berpotensial terhadap kerugian bisnis.
  2. Menghemat biaya-biaya inventori. Retailer tidak perlu mengeluarkan kasnya hingga barang terjual kepada end user. Dalam kata lain, seorang consignee tidak perlu membayar supplier hingga barang dagangannya terjual, yang mana dapat meningkatkan cash flow di bagian retailer.
  3. Membangun hubungan yang lebih baik. Memesan jumlah yang tepat, menjual jumlah yang tepat, dan menggunakan penjualan secara consignment untuk mengubah tujuan setiap saat dan lalu membentuk hubungan yang lebih kuat di antara kedua pihak.

Itulah 3 strategi menjaga persediaan yang dapat Anda gunakan. Pembelian inventori terlalu banyak akan menyebabkan suatu masalah, serta saat Anda bergantung pada persediaan orang lain. Tantangan yang Anda hadapi ialah menggabungkan strategi-strategi yang berbeda untuk bisnis Anda agar tetap berkembang. Namun, jika Anda baru hanya memulai dengan modal terbatas, dropshipping mungkin adalah pilihan yang paling aman untuk memulai bisnis, lalu ketika bisnis Anda sudah berkembang mulailah untuk menggunakan strategi lainnya.

Baca Juga : 8Commerce Serves Ecommerce Fulfillment for Customer in Marketplace

Recent Post

How to Use Social Media to Boost E-Commerce Conversions

Indonesia has around 170 million active social media users, the largest after China and India. This makes social media among the leading avenues for you to market and advertises your products and services. With such a big user base, you will be able to reach many...

How to Upsell and Cross-Sell on Your Online Store

Cross-selling and upselling increases your average order value, creating revenue and profit at very low incremental cost and most importantly build upon your relationships with your customers. Here you can learn more about these two fantastic techniques. What is...

When is the right time to outsource your fulfilment needs?

It is very common for scaled-up businesses and small and mid-sized enterprises (SMEs) to bring their operations in-house as a starting point, but as the business grows, pain points start to show. For example, making the tough decision of whether it’s more beneficial...

A beginner’s guide to fulfilment

If you are just starting an online business or you’ve been selling online for a while, you’ve probably thought about how to send your orders to your customers and what packaging you are going to send it in. Or you might be considering streamlining your fulfilment...

The history of e-fulfilment center

In this article, we are going to learn about the interesting evolution from traditional warehouses to the modern e-fulfilment centers and the role they play as the logistics nerve center of E-Commerce. Fulfillment centers have been revolutionizing the way business is...

Getting to know WMS and OMS, the backbone of e-fulfilment center

As online businesses grow in size and sophistication, they require two essential systems: an order management system (OMS) to manage front-end order processing and a warehouse management system (WMS) to manage back-end order fulfillment. Eventually you’ll need tight...

5 Tips to improve your e-commerce site

5 Tips to improve your e-commerce site Whenever they are browsing online, regardless of whether it’s to buy a product/service or research something, prospective buyers often pay attention to the website’s layout. If a particular website’s design is clunky and...

Choose the right fulfilment center. Follow these guides!

A fulfillment center is often referred to as a third-party logistics (3PL) provider. Some people think a fulfillment center and warehouse serve the same purpose, which is not the case. Fulfillment centers have bigger functions than warehouses. The main role of a...