“Content Marketing? Native Advertising? Apa sih bedanya? Dan yang mana yang lebih baik untuk kita pakai?”
Mungkin ini adalah sekilas pertanyaan-pertanyaan yang mampir di benak Anda ketika dihadapkan oleh 2 kalimat tersebut.
Content Marketing dan Native Advertising mungkin terlihat sama. Secara, keduanya dapat menyediakan informasi yang berguna untuk audiens/customers yang merupakan target sebuah brand. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua strategi pemasaran ini yang akan dibahas dengan melihat dari sisi tujuannya, nada atau suasana, manfaat, serta peluangnya yaitu:
Tujuan
- Content Marketing bersifat non-promotional, menciptakan konten berkualitas dengan informasi yang relevan dan berguna bagi audienss pada media yang dimiliki sendiri (website, blog, dan lain-lain) dengan tujuan membangun image brand dan membangun kepercayaan audienss terhadap brand dalam jangka panjang. Namun, Content Marketing juga mungkin ditempatkan pada entitas media yang lain seperti media sosial untuk memperluas reach dari konten tersebut. Sales bukanlah sesuatu yang diharapkan dari sebuah Content Marketing.
- Native Advertising menggunakan jasa iklan berbayar yang bertujuan untuk mendapatkan hasil penjualan yang berarti dan bersifat promotional. Konten yang diciptakan oleh Native Advertising mungkin saja mengandung nilai-nilai tertentu, tetapi tujuan utama dari Native Advertising adalah menjual produk atau jasa.
Intinya, Native Advertising adalah bentuk dari media berbayar dimana sebuah iklan ditampilkan untuk menjadi bagian dari konten sebuah media lain yang bukan dimiliki oleh brand tersebut. (Portal berita, media sosial, dan lain-lain)
Baca Juga : Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam E-commerce Branding
Tone (Nada/Suasana)
- Content Marketing melalui sisi tone ini bertujuan untuk mengedukasi audiens. Yang biasanya memiliki nada yang seakan berpengetahuan luas dan otentik, juga tidak memberikan tekanan kepada audiens untuk membeli produk atau jasa miliknya
- Native Advertising ini terkadang menjadi nada yang ambisius dan sangat “jualan” atau yang biasa kita kenal dengan istilah hard-selling.
Benefits
- Content Marketing: Content Marketing memiliki keuntungan seperti aset konten yang dimiliki sendiri. Dengan membuat Content Marketing, berarti Anda menambahkan aset ke dalam bisnis anda sendiri dan Anda memiliki hak penuh atas konten yang Anda buat, apalagi jika Anda mempunyai “rumah” sendiri seperti website atau blog. Content Marketing yang bersifat non-promotional juga mampu membuat konten yang berguna dan shareable sehingga secara alami terus dicari oleh para audienss.
- Native Advertising: Keuntungan Native Advertising menggunakan iklan berbayar disini memiliki reach yang tinggi. Ini juga dengan otomatis akan mengurangi kerja dan cost jika brand membangun audiensnya sendiri.
Peluang
- Content Marketing: Tidak memiliki reach yang tinggi dan kemungkinan tenggelam dalam sekian banyak konten yang rata-rata dilihat oleh orang dalam sehari-harinya diakui merupakan tantangan yang harus dilewati oleh Content Marketing. Konten anda harus mampu mendobrak tanpa bantuin iklan berbayar.
- Native Advertising: Kemungkinan Native Advertising diabaikan karena bersifat promotional juga sangat tinggi. Walaupun Anda menggunakan jasa iklan berbayar lewat media pihak ketiga dan membuat konten anda dilihat oleh lebih banyak orang, jika strateginya tidak tepat atau konten Anda di luar dari konteks dari media pihak ketiga tempat Anda bekerja sama, maka konten Anda akan diabaikan oleh audiens
Kesimpulan:
Kembali ke pertanyaan “mana yang lebih baik dipakai?” atau “mana yang lebih efektif?”, itu semua tergantung dari tujuan yang ingin Anda capai lewat konten Anda dan strategi yang tepat dalam mengimplementasikannya. Jadi, bagaimana menurut Anda? Yang mana yang paling cocok dengan plan yang telah Anda buat?
Video : Mau Profit Toko Online Anda Bertambah? Perbaiki 5 Kesalahan ini!
https://www.youtube.com/watch?v=CZzE35OC3OU&t=7s