E-Commerce di Indonesia memang tumbuh dan berkembang dengan pesat, namun tidak menutup kemungkinan adanya beberapa hal yang menjadi hambatan berkembangnya industri e-commerce ini. Beberapa faktor tersebut seperti pendidikan dan sumber daya manusia yang kurang kesadaran atas e-commerce, biaya logistik yang tinggi, kurangnya akses terhadap pendanaan dan skema pembiayaan, dan lainnya.
Oleh karena itu di artikel ini, 8Commerce akan membahas tentang 7 isu penting yang dapat menghambat berkembangnya industri e-commerce
- Pendidikan & Sumber Daya Manusia
- Kurangnya kesadaran atas kurikulum dasar E-Commerce, kewirausahaan, dan aplikasi berbasis teknologi TI.
- Program inkubator yang tidak terstruktur dan terkordinasi.
- Bakat berkualitas diburu oleh pelaku industri yang sudah mapan.
- Akses terbatas terhadap ahli dari luar negeri.
- Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer tidak dipandang sebagai karir yang menguntungkan.
- Logistik
- Biaya logistik tinggi karena inefisiensi dan tantangan infrastruktur terkait.
- Kurangnya fasilitas logistik yang sesuai untuk mendukung model bisnis dan kebutuhan operasional E-Commerce.
- Jangkauan dan penetrasi yang ada terbatas pada kota-kota besar dan ditentukan pada pilihan jasa pengiriman yang tersedia.
- Infrastruktur Komunikasi
- Infrastruktur komunikasi dan konektivitas yang dibangun menawarkan kapasitas pipa jaringan dan lebar pita yang terbatas (kecepatan, jaringan, interkoneksi, dan keamanan).
- Pendanaan
- Kurangnya akses terhadap pendanaan dan skema pembiayaan.
- Investasi awal yang terbatas dari investor lokal dan pemodal usaha (Venture Capital).
- Incompability of conventional loan schemes.
- Perpajakan
- Persyaratan kepatuhan pajak/fiskal memberatkan (PPn, PPh Badan, Bea Cukai, dan lainnya).
- Ketiadaan insentif atau skema preferensial pajak yang sangat dibutuhkan oleh pemain lebih kecil.
- Perlindungan Konsumen
- Kepercayaan yang rendah dari konsumen pada bisnis e-commerce dan kurangnya regulasi untuk melindungi pelaku industri.
- Kurangnya panduan yang jelas atas pendaftaran bisnis, akreditasi, dan sertifikasi e-commerce.
- Sistem dan pintu pembayaran da kliring transaksi yang ada sangat tergantung pada sistem pembayaran semi online real-time.
- Keamanan Siber
- Kurangnya kesadaran konsumen atas keamanan dan kejahatan siber.
- Kurangnya partisipasi pedagang pada penerapan prinsip kehati-hatian, keamanan, dan integrasi sistem teknologi informasi, dan pengamanan kontrol atas kegiatan transaksi elektronik.
- Kurangnya prosedur operasi standar yang memenuhi prinsip keamanan data pengguna dan transaksi elektronik.
8Commerce Fokus di Logistik E-Commerce
Logistik E-Commerce merupakan satu layanan yang ada di 8Commerce. Sebagai penyedia jasa logistik yang berfokus pada e-commerce, 8Commerce cukup memahami apa saja yang dibutuhkan sebuah e-commerce dalam layanan logistiknya. Dengan didukung oleh kakak perusahaan yaitu Linc Logistik, layanan logistik e-commerce ini dioperasikan dan didukung oleh tim yang berpengalaman, serta memahami pentingnya menjaga keunggulan dan nilai operasional proses rantai sampai paket tiba di tangan pelanggan.
Baru-baru ini 8Commerce juga memperkenalkan Sales Channel Integration (SCI). Sebuah platform yang nantinya diharapkan bisa memudahkan brand untuk mengatur produknya yang dijual melalui beberapa marketplace. Tentunya platform ini menjanjikan kemudahan, transparansi dan inventori yang tepat dan cepat.
SCI ini mulai dikembangkan mengingat banyaknya bisnis marketplace di Indonesia seperti Lazada, MatahariMall, Blibli, dan lain sebagainya. Hal ini lantas memunculkan sebuah kebutuhan kemudahan pengelolaan produk inventori dan proses order lintas marketplace dari pemilik brand atau produk yang masuk ke ranah e-commerce. Kebutuhan integrasi ini berdasar pada kemudahan proses, laporan yang real time, serta rekam jejak tahapan order yang jelas. Kebutuhan-kebutuhan ini yang akhirnya dijawab 8Commerce dengan platform SCI.