7 Karakteristik Generasi Milenial

Nov 9, 2016 | Uncategorized

milenial generation - 7 karakteristik generasi milenialGenerasi Milenial sekarang menduduki usia produktif sekaligus konsumen yang mendominasi pasar saat ini. Milenial adalah mereka yang kelahirannya antara tahun 1981-1994 (beberapa yang lain menyebut hingga sebelum tahun 2000).
Khususnya untuk Anda yang berbisnis, jika ingin berhasil wajib memahami sifat dan perilaku milenial yang bisa jadi sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan bagaimana menerapkan strategi e-commerce dan digital marketing untuk bisnis Anda agar cocok dengan perilaku generasi milenial. Mari kita kupas apa saja karakteristik generasi milenial.

  1. Lebih Suka Ponsel dibanding TV

Generasi millennial tidak banyak menonton TV. Generasi milenial lebih suka mendapat informasi dari ponselnya, dengan mencarinya ke Google atau perbincangan pada forum-forum. Jika dihadapkan pada sebuah pilihan, mayoritas generasi milenial akan lebih memilih ponsel dibandingkan TV. Mereka akan lebih memilih tidak memiliki akses ke TV, dibandingkan akses ke ponsel.
Bahkan, ketika mereka sedang menonton TV pun, para milennial masih terus menggunakan ponsel mereka. Secara umum, keseharian mereka tak bisa lepas dari ponsel, dan keberadaan teknologi digital telah begitu merasuk dalam aktivitas mereka sepanjang hari.

  1. Rata-rata Punya Media Sosial

Banyak dari kalangan milenial melakukan semua komunikasinya melalui text messaging atau juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan profil dirinya, seperti Twitter, Facebook, hingga Line. Akun media sosial juga dapat dijadikan tempat untuk aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis tentang dirinya di situ adalah apa yang akan semua orang baca. Jadi, hampir semua generasi milenial dipastikan memiliki akun media sosial sebagai tempat berkomunikasi dan berekspresi.

  1. Lebih Suka User Generated Content (UGC) daripada Informasi Searah

Milenial tidak banyak menggunakan distribusi informasi yang bersifat satu arah. Mereka lebih percaya kepada user generated content (UGC) atau konten dan informasi yang dibuat oleh perorangan. Mereka tidak terlalu percaya pada perusahaan besar dan iklan, mereka lebih mementingkan pengalaman pribadi ketimbang iklan atau review konvensional. Mereka lebih suka cerita. Maka dari itu strategi konten marketing sangat penting untuk menembus minat milenial. Dan diperlukan orang atau digital agency berpengalaman dalam membungkus konten marketing. Contohnya adalah 8Commerce.
social media - 7 karakteristik generasi milenial

  1. Milenial kurang Suka Membaca di Media Cetak

Populasi orang yang suka membaca buku, majalah atau koran turun drastis pada generasi milenial. Bagi generasi ini, tulisan dinilai memusingkan dan membosankan. Generasi milenial bisa dibilang lebih menyukai melihat gambar, apalagi jika menarik dan berwarna.
Walaupun begitu, milenial yang hobi membaca buku masih tetap ada. Namun, mereka sudah tidak membeli buku di toko buku lagi. Mereka lebih memilih membaca buku online (e-book) sebagai salah satu solusi yang mempermudah generasi ini, untuk tidak perlu repot membawa buku. Sekarang ini, sudah banyak penerbit yang menyediakan format e-book untuk dijual, agar pembaca dapat membaca dalam ponsel pintarnya.

  1. Milenial Cenderung Tidak Loyal namun Bekerja Efektif

Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang, millenial akan menduduki porsi tenaga kerja di seluruh dunia sebanyak 75 persen. Kini, tak sedikit posisi pemimpin dan manajer yang telah diduduki oleh millenial. Dan kebanyakan dari milenial cenderung meminta gaji tinggi, meminta jam kerja fleksibel, dan meminta promosi dalam waktu setahun.
Mereka juga tidak loyal terhadap suatu pekerjaan atau perusahaan, namun lebih loyal terhadap merek. Milenial biasanya hanya bertahan di sebuah pekerjaan kurang dari tiga tahun, untuk berganti pekerjaan yang lain. Namun demikian, sebab kaum milenial hidup di era informasi yang menjadikan mereka tumbuh cerdas, tak sedikit perusahaan yang mengalami kenaikan pendapatan karena mempekerjakan millennial.

  1. Milenial Akrab dengan Teknologi

Semua kini serba digital dan online, tak heran generasi milenial juga menghabiskan hidupnya hampir senantiasa online 24/7. Menurut riset Social Lab, 58 persen generasi milenial lebih rela kehilangan indera penciuman, dari pada akses terhadap teknologi.
Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung, namun dengan cara yang berbeda, yaitu dengan berselancar di dunia maya, sehingga mereka jadi tahu segalanya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya, generasi millennial adalah generasi yang sangat modern, lebih daripada orang tua mereka, sehingga tak jarang merekalah yang mengajarkan teknologi pada kalangan orang tua.

  1. Milenial Terbiasa Melakukan Transaksi secara Cashless

Generasi milenial lebih suka tidak repot membawa uang, karena sekarang hampir semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis, hanya perlu gesek atau tapping. Mulai dari transportasi umum seperti bis dan commuter line yang sudah menggunakan sistem e-money, hingga berbelanja baju dengan kartu kredit dan kegiatan jual beli lainnya.
Baca juga:
17 Cara Meningkatkan Penjualan Toko Online [infographic]
3 Cara Tepat Untuk Meningkatkan Mobile Conversion Toko Online Anda
 

Recent Post

How to Use Social Media to Boost E-Commerce Conversions

Indonesia has around 170 million active social media users, the largest after China and India. This makes social media among the leading avenues for you to market and advertises your products and services. With such a big user base, you will be able to reach many...

How to Upsell and Cross-Sell on Your Online Store

Cross-selling and upselling increases your average order value, creating revenue and profit at very low incremental cost and most importantly build upon your relationships with your customers. Here you can learn more about these two fantastic techniques. What is...

When is the right time to outsource your fulfilment needs?

It is very common for scaled-up businesses and small and mid-sized enterprises (SMEs) to bring their operations in-house as a starting point, but as the business grows, pain points start to show. For example, making the tough decision of whether it’s more beneficial...

A beginner’s guide to fulfilment

If you are just starting an online business or you’ve been selling online for a while, you’ve probably thought about how to send your orders to your customers and what packaging you are going to send it in. Or you might be considering streamlining your fulfilment...

The history of e-fulfilment center

In this article, we are going to learn about the interesting evolution from traditional warehouses to the modern e-fulfilment centers and the role they play as the logistics nerve center of E-Commerce. Fulfillment centers have been revolutionizing the way business is...

Getting to know WMS and OMS, the backbone of e-fulfilment center

As online businesses grow in size and sophistication, they require two essential systems: an order management system (OMS) to manage front-end order processing and a warehouse management system (WMS) to manage back-end order fulfillment. Eventually you’ll need tight...

5 Tips to improve your e-commerce site

5 Tips to improve your e-commerce site Whenever they are browsing online, regardless of whether it’s to buy a product/service or research something, prospective buyers often pay attention to the website’s layout. If a particular website’s design is clunky and...

Choose the right fulfilment center. Follow these guides!

A fulfillment center is often referred to as a third-party logistics (3PL) provider. Some people think a fulfillment center and warehouse serve the same purpose, which is not the case. Fulfillment centers have bigger functions than warehouses. The main role of a...