7 Cara Ampuh Menulis Artikel SEO Friendly yang Belum Anda Tahu!

Apr 27, 2017 | Insight

artikel- konten marketingBanyak blogger yang tahu cara menulis artikel secara lancar dan teratur, tetapi tidak banyak yang tahu cara menulis artikel SEO friendly.

Update algoritma Google yang terbaru memberikan informasi bahwa, artikel website yang berkualitas itu tidak hanya bagus untuk mesin pencariannya saja, tapi juga untuk pembacanya.

Berikut ini merupakan ciri-ciri template SEO friendly, diantaranya adalah:

  • Ringan (fast loads)
  • Memiliki struktur laman yang baik
  • Tidak memuat duplicate script

Banyak tips-tips tentang cara menulis artikel SEO friendly di internet, tapi tidak semuanya bisa diaplikasikan dengan baik, dan ada beberapa bahkan yang sudah outdated dengan perkembangan algoritma mesin pencarian seperti Google. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.

1. Utamakan User Experiences

User experience atau pengalaman pengguna ini merupakan elemen paling penting dalam menulis artikel SEO friendly.

Kenapa disebut user experience? Karena hal ini sangat susah untuk dimanipulasi. Tidak seperti backlink dan konten, user experience ini sangat susah dimanipulasi karena diluar kontrol Anda sebagai pemilik web. Jadi, tidak heran jika inilah salah satu faktor penting yang digunakan Google untuk meminimalisir manipulasi ranking di search engine mereka.

Maksud dari user experience disini adalah aktivitas dan respon user ketika mereka menjelajahi blog Anda. Mulai dari berapa lama mereka membaca, respon mereka terhadap artikel yang dibaca, berapa lama, berapa halaman yang mereka buka, bagian-bagian web mana yang mereka klik, dan sebagainya. Logikanya, “semakin lama dan betah mereka di suatu web, maka makin berkualitas isi dari web tersebut”.

Meski pernyataan ini masih menjadi perdebatan, tapi banyak yang berpendapat bahwa Google bisa melacak hampir seluruh aktivitas browsing Anda, meski tanpa menggunakan tools seperti Google analytic, Google toolbar ataupun Google chrome. Jadi, se-expert apapun teknik penulisan artikel SEO Anda, jika tidak memperhatikan user experience maka kemungkinan besar hasilnya tidak akan maksimal.

Baca Juga : 7 Strategi SEO untuk Konten Marketing E-commerce

Apa saja yang masuk ke dalam kategori user experience? Tentunya banyak. Salah satunya adalah konten yang berkualitas.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi user experience, antara lain:

  • Desain Website/ Blog yang profesional
  • Navigasi yang mudah
  • Ukuran dan jenis font yang mudah dibaca
  • Meminimalisir kesalahan ejaan (typo)
  • Interaksi yang baik (komentar, diskusi, sharing, dsb)
  • Kecepatan loading
  • Responsive design, dsb.

Inti dari UX adalah menyajikan konten dan website yang berkualitas dengan menempatkan pembaca sebagai sasaran utamanya.

2. Gunakan Keyword di Judul Artikel

Ini wajib dilakukan jika Anda ingin lebih mudah bersaing di SERP. Karena judul (title) merupakan elemen pertama yang di crawl Google untuk menentukan topik suatu artikel.

Tidak memberi keyword utama di title sama dengan menyuruh Google untuk menebak-nebak tema postingan Anda. Peletakan keyword yang paling baik pada title atau judul adalah yang diawal kata. Makin ke kiri (ke awal kata) makin baik. Tapi hal ini bukan suatu keharusan karena menyesuaikan juga dengan keseluruhan judul agar tetap enak dibaca dan mengundang pembaca untuk meng-klik. Jangan sampai hanya karena ingin lebih SEO friendly, judul artikel Anda malah jadi aneh dan susah dibaca.

Fenomena yang sering terjadi di website-website lokal, banyak yang justru mengorbankan user (pembaca) hanya demi mengejar keyword-keyword utama di dalam judul postingan.

Untuk panjang title atau judul, usahakan kurang dari 71 karakter. Batasan ini tidak baku karena tergantung dari jumlah pixel yang dipakai tiap karakter.

3. Gunakan Judul yang Mengundang Klik

Seperti contoh diatas, kadang ada yang kesulitan dalam membuat judul artikel karena jika dibuat sesuai keyword yang menjadi sasaran, akan tampak canggung dan kaku ketika dibaca. Namun, jika dibuat menjadi judul yang menarik dan mengundang klik, justru keywordnya yang tidak bisa masuk.  

Bagi Anda pengguna wordpress, gunakan plugin All in One SEO pack atau sejenisnya yang berfungsi untuk me-rewrite judul artikel. Jadi, Anda punya 2 judul untuk 1 postingan. 1 judul untuk pembaca (user), 1 judul untuk search engine.

Untuk jumlah huruf dalam judul yang dibuat untuk search engine, usahakan tidak melebihi 60 huruf agar tidak terpotong di halaman pencarian. Jumlah karakter tergantung penggunaan huruf besar dan kecil, spasi, tanda baca, dsb.

Usahakan juga judul untuk search engine ini tetap enak dibaca karena nantinya pengunjung dari search engine pasti membaca judul dan deskripsi tulisan Anda di search engine sebelum masuk ke blog Anda. Jika judul Anda kaku dan tidak enak dibaca maka akan mengurangi CTR di SERP karena jarang yang meng-klik.

Apakah Anda pernah berpikir sampai kesitu?

Contoh paling mudah adalah blog-blog AGC (Auto Generated Content). Kenapa mereka jarang menguasai SERP, apalagi untuk keyword-keyword potensial? Karena judul dan deskripsi mereka rata-rata berantakan dan tidak mengundang klik.

AGC biasanya menang di keyword-keyword long tail yang panjang dan keyword-keyword typo (salah tulis) yang jarang dan hampir tidak ada kompetitornya.

Untuk judul yang dibaca user Anda bisa berkreasi sesuka hati. Usahakan Anda membuat judul yang masih terlihat catchy dan tetap menarik serta mengundang klik.

4. Tulis Artikel Panjang dan Dalam

Membuat artikel tidak hanya membuat kata-katanya menjadi panjang, tetapi juga membahas topik secara dalam, lengkap dan menyeluruh.

Banyak yang berpendapat semakin panjang artikel maka semakin baik pula peringkatnya di search engine. Pendapat ini bisa benar, bisa juga salah. Lagi-lagi balik ke poin pertama, tergantung dari user experience-nya.

Kalau Anda bisa menulis artikel yang panjang dengan tetap mengutamakan user experience maka tentu saja itu lebih bagus. Namun, jika Anda bersikeras menulis artikel panjang hanya untuk memenuhi target SEO dengan isi artikel acak-acakan dan muter-muter, maka cara Anda tersebut tidak akan efektif.

 
Elevated view of desk with hands, laptop, tablet and notebook

5. Gunakan Internal Linking

Internal linking adalah link antar halaman dalam satu blog/website. Nah, untuk jumlah ideal internal link per post itu tidak ada ukurannya karena berhubungan dengan user experience. Jika Anda merasa 10 internal link per post tidak akan mengganggu mata pembaca Anda maka silahkan saja. Contohnya bisa Anda lihat Wikipedia, dimana internal link mereka per halamannya tidak sedikit.

Dilihat dari sisi SEO, internal linking selain bagus untuk user experience, juga akan memperkuat hubungan antara halaman yang satu dengan yang lain dari sisi SEO.

6. Kurangi Penggunaan Bold, Italic, Underline

Ini juga salah satu teknik jadul yang kadang disalahgunakan. Menggunakan tanda bold (garis tebal), italic (garis miring) dan underline (garis bawah) fungsinya untuk membantu search engine mengenali kata-kata yang penting di artikel Anda. Tapi dalam prakteknya, banyak yang menggunakannya secara berlebihan dan mengaplikasikannya hanya pada keyword-keyword yang diincar saja.

Baca Juga : 6 Tips Tingkatkan SEO Dengan Konten Marketing E-commerce

Mungkin itu bisa sedikit membantu dari segi penguatan keyword, tapi dari segi user experience sangat buruk. Tulisan dengan penggunaan Bold, Italic dan Underline yang berlebihan bisa membuat pembaca sakit mata dan cepat-cepat menutup halaman web karena tulisan yang dibaca kelihatan tidak profesional. Gunakan Bold, Italic dan Underline sewajarnya saja.

Kalaupun untuk memperkuat keyword, gunakan bold sekali saja. Untuk italic biasanya digunakan pada istilah-istilah asing, sedangkan underline untuk istilah atau catatan yang penting. Anda bisa mengimprovisasi penggunakan fitur ini dengan tetap memperhatikan segi user experience.

7. Masukkan Attribut Alt di Image (Gambar)

Google tidak bisa membaca file gambar (image), maka disini penggunakan attribut alt diperlukan sebagai pengganti untuk menjelaskan isi file image ke robot yang melakukan crawling di halaman tersebut.

Perlu digarisbawahi disini, yang dibaca oleh Google adalah attribut alt, bukan title maupun nama file image. Terkadang attribut alt (Alternative text) ini diisi dengan keyword utama.

Jika gambar Anda cuma 1 – 2 file dalam 1 artikel tentu tidak masalah, tapi jika file gambar Anda cukup banyak sebaiknya Anda memvariasikannya dengan keyword-keyword longtail dan LSI. Juga tambahkan kata-kata seperti gambar, images, atau foto di depan keyword agar lebih natural dan tidak keyword stuffing.

Untuk website-website komersil dengan intensitas posting yang sering, Anda bisa menggunakan plugin-plugin khusus untuk optimasi gambar seperti SEO Friendly Images. Untuk web-web personal dengan intensitas posting yang jarang, sebaiknya gunakan cara manual karena lebih fleksibel.

Tips:
Resolusi dan ukuran gambar yang lebih besar biasanya mempunyai performa yang lebih bagus di search engine. Usahakan untuk minimal menggunakan gambar dengan ukuran 400px x 600px. Jangan lupa melakukan kompresi file jika dirasa terlalu memberatkan loading web.

Kesimpulan

Menulis artikel yang SEO friendly untuk menarik perhatian mesin pencari itu bagus, karena bisa meningkatkan trafik pengunjung ke blog Anda.

Tulislah artikel yang memberikan value, mengutamakan user experience dan diimbangi dengan elemen-elemen on-page SEO. Sebagus apapun artikel Anda jika tidak disertai optimasi off-page maka tidak akan bisa maksimal di SERP, apalagi jika Anda berada di niche yang membosankan dan susah untuk menarik link bait maupun viral share (contoh: asuransi, lowongan kerja, perpajakan, dll).

Jangan lupa juga melakukan research keyword terlebih dahulu sebelum menentukan judul dan tema postingan agar artikel anda bisa lebih nendang di halaman pencarian.

Video : Vlog : Perilaku Belanja E-Commerce Bagi Kaum Millenial

https://www.youtube.com/watch?v=xvuHTgyiapc

Recent Post

How to Use Social Media to Boost E-Commerce Conversions

Indonesia has around 170 million active social media users, the largest after China and India. This makes social media among the leading avenues for you to market and advertises your products and services. With such a big user base, you will be able to reach many...

How to Upsell and Cross-Sell on Your Online Store

Cross-selling and upselling increases your average order value, creating revenue and profit at very low incremental cost and most importantly build upon your relationships with your customers. Here you can learn more about these two fantastic techniques. What is...

When is the right time to outsource your fulfilment needs?

It is very common for scaled-up businesses and small and mid-sized enterprises (SMEs) to bring their operations in-house as a starting point, but as the business grows, pain points start to show. For example, making the tough decision of whether it’s more beneficial...

A beginner’s guide to fulfilment

If you are just starting an online business or you’ve been selling online for a while, you’ve probably thought about how to send your orders to your customers and what packaging you are going to send it in. Or you might be considering streamlining your fulfilment...

The history of e-fulfilment center

In this article, we are going to learn about the interesting evolution from traditional warehouses to the modern e-fulfilment centers and the role they play as the logistics nerve center of E-Commerce. Fulfillment centers have been revolutionizing the way business is...

Getting to know WMS and OMS, the backbone of e-fulfilment center

As online businesses grow in size and sophistication, they require two essential systems: an order management system (OMS) to manage front-end order processing and a warehouse management system (WMS) to manage back-end order fulfillment. Eventually you’ll need tight...

5 Tips to improve your e-commerce site

5 Tips to improve your e-commerce site Whenever they are browsing online, regardless of whether it’s to buy a product/service or research something, prospective buyers often pay attention to the website’s layout. If a particular website’s design is clunky and...

Choose the right fulfilment center. Follow these guides!

A fulfillment center is often referred to as a third-party logistics (3PL) provider. Some people think a fulfillment center and warehouse serve the same purpose, which is not the case. Fulfillment centers have bigger functions than warehouses. The main role of a...